Belajar Sendiri Membaca Aksara Sunda Pada Prasasti Dan Naskah Sunda Kuna
Belajar Sendiri Membaca Aksara Sunda Pada Prasasti Dan Naskah Sunda Kuna
Dec
18
Aksara Sunda baku merupakan pengembangan dan sedikit modifikasi dari
aksara Sunda kuna ( termasuk aksara kuno Nusantara),yang kemudian
disempurnakan dan dibakukan tata cara penulisannya.
Pada aksara Sunda baku terdapat beberapa huruf yang masih sama dengan
aslinya, tetapi ada juga beberapa aksara yang dimodifikasi tanpa
menghilangkan identitas aslinya. Modifikasi ini bertujuan agar aksara
Sunda kuna mudah dipelajari dan ditulis. Selain itu modifikasi ini
bertujuan untuk mempermudah penulisan pada font computer. Contoh huruf
yang dimodifikasi adalah huruf Ma, I, Nya. Selain itu ada pula
penambahan huruf yang sebelumnya tidak dikenal dalam aksara Sunda.
Huruf-huruf ini merupakan serapan dari bahasa asing, seperti Arab dan
Eropa. Huruf-huruf tersebut adalah Za, Xa, Sya, Qa, Fa, Va. Mungkin itu
sebabnya ada pameo yang menyebutkan bahwa orang Sunda tidak bisa (atau
mungkin tidak terbiasa) menyebutkan huruf-huruf tersebut. Contohnya :
Siaran langsung sepak bola disiarkan di TPRI (maksudnya TVRI), dan
Gonjales (maksudnya Gonzales) diharapkan mampu membawa Timnas juara
piala A-Ep-Ep (maksudnya AFF). Atau : Teman saya bernama Pani
(maksudnya mungkin Fanny).
Setelah kita belajar membaca dan menulis aksara Sunda baku, sekarang
kita mencoba menyadur dan membaca aksara Sunda kuna yang terdapat pada
peninggalan karuhun kita berupa batu tulis. Ada yang menarik pada
penulisan aksara Sunda kuna itu, walapun ditulis pada masa yang sama
akan tetapi ada sedikit perbedaan huruf antara menulis pada media keras
seperti media batu dan lempeng tembaga dengan aksara yang ditulis pada
media lunak seperti kertas daluang, kulit bambu, dan daun lontar. Ada
beberapa huruf yang ditulis berbeda di antara kedua media tersebut,
misalnya pada huruf Ka, Ga, Ca, Ba, dan Ma. Hal ini dapat dilihat
misalnya pada Prasasti Batu Tulis dan Prasasi Kebantenan yang ditulis
pada awal abad ke XVI dengan naskah Carita Parahyangan yang ditulis pada
akhir abad ke XVI.
1. Prasasti Kawali 1
Dalam Aksara Sunda |
2. Prasasti Kawali 2
3. Prasasti Kawali
4. Prasasti Kebantenan
5. Naskah Carita Waruga Guru
6. Naskah Sewaka Darma
7. Naskah Kropak 18(Palaputra Rama jeung Rawana)
Replika Saja |
8. Naskah Wangsakreta
Naskah ini masih merupakan kontroversi, tapi berguna sebagai media
pembelajaran. Aksara yang digunakan adalah aksara Jawa Cerbonan yang
masih terdapat huruf-huruf Jawa lama yang sekarang sudah jarang
digunakan lagi di aksara Jawa baru (Hanacaraka). Ini segmen Carita
Parahyangan dan hanya kira-kira saja pembacaannya, mungkin juga salah :
9. Prasasti Wangsit Sanghyang Ratu Permanadewi
Prasasti Wangsit Sanghyang Ratu Permanadewi di Nusa Gede Situ Lengkong Panjalu |
0 comments:
Post a Comment